Apakah kamu pernah mendengar tentang upacara Tedak Siten? Upacara ini merupakan salah satu budaya Jawa yang masih dilestarikan hingga kini. Tedak Siten juga dikenal dengan sebutan turun tanah.

Dalam tradisi Jawa, setiap bayi yang usianya telah mencapai tujuh atau delapan bulan disarankan untuk melakukan ritual adat Tedak Siten. Istilah ini berasal dari bahasa Jawa, tedhak yang artinya kaki dan Siten (siti) yang berarti tanah.

Rangkaian dan filosofi Tedak Siten

Foto: https://unsplash.com/@jxnsartstudio

Upacara turun tanah ini memiliki tujuh rangkaian yang saling berkaitan. Pada tahap pertama, anak akan dituntun untuk berjalan di atas tujuh jadah dengan tujuh warna, yakni coklat, merah, kuning, hijau, ungu, biru, dan putih. Setiap warna mencerminkan lambang kehidupan.

Tahap kedua, anak dibimbing menaiki tangga yang dibuat dari tebu jenis Arjuna sebagai simbol dari jenjang kehidupan sekaligus melambangkan pengharapan agar sifat sang anak menyerupai Arjuna. Tebu yang kependekan dari antebing kalbu bermakna keteguhan hati.

Pada tahap selanjutnya, anak akan dibiarkan mencakar-cakar tanah dengan kedua kakinya sebagai harapan agar kelak saat dewasa si anak mampu untuk mengais rezeki.

Di tahap keempat, anak dimasukkan dalam kurungan ayam yang telah diberi beraneka benda, seperti uang, mainan, alat musik, buku, atau makanan. Benda yang nantinya dipilih sang anak menggambarkan potensi anak tersebut. Di usia tujuh atau delapan bulan, anak dipercaya masih memiliki naluri yang kuat.

Tahap kelima dalam upacara Tedak Siten, anak akan diberi uang logam dengan berbagai macam bunga dan beras kuning oleh sang ayah dan kakek sebagai lambang dan harapan supaya anak diberkahi rezeki yang melimpah, tetapi tetap memiliki sifat dermawan.

Tahap selanjutnya, anak dimandikan dengan air yang telah dicampur kembang setaman. Langkah ini sebagai harapan agar si anak mampu membawa nama baik bagi keluarganya.

Yang terakhir adalah proses pemakaian baju yang bagus dan bersih supaya anak bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Tahap selanjutnya, anak dimandikan dengan air yang telah dicampur kembang setaman. Langkah ini sebagai harapan agar si anak mampu membawa nama baik bagi keluarganya.

Yang terakhir adalah proses pemakaian baju yang bagus dan bersih supaya anak bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Tujuan prosesi Tedak Siten

Foto: https://unsplash.com/@thesachin

Tujuan dilaksanakannya prosesi Tedak Siten adalah untuk mempersiapkan anak agar mampu melewati setiap fase kehidupan. Di mulai dengan tuntunan dari kedua orang tuanya hingga ia mulai berdiri sendiri dan memiliki kehidupan mandiri.

Bagi leluhur, upacara ini adalah wujud penghormatan pada bumi yang menjadi tempat berdirinya si kecil dengan diiringi lantunan doa. Harapannya agar anak selalu diberikan berkah dan pertolongan selama menjalani kehidupan.

Tradisi turun tanah sebenarnya sarat akan kegiatan yang positif, di mana di dalam tahapannya terkandung nilai untuk selalu mengingat Sang Pencipta. Upacara ini pun menjadi sarana mengenalkan anak mengenai nilai-nilai luhur tradisi Jawa, di samping mendidiknya agar selalu mawas diri dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *